Kedatangan AFNEI dan Perlawanannya di Daerah Daerah Indonesia – AFNEI atau Allied Forces Netherlands East Indies ialah pasukan yang bertugas khusus sebagai perampas sejata tentara Jepang, pembebas tawanan perang serta pengambil alih Indonesia semoga dibawah kekuasaan Belanda lagi ketika pasca Perang Dunia II. AFNEI ini dipimpin oleh Letnan Jendral Sir Philip Christison. Kedatangan AFNEI tersebut memang untuk mengambil alih Indonesia dari tangan Jepang. Meski begitu kedatangan mereka menciptakan Perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia. Diberbagai tempat tersebut terjadilah pertempuran pihak AFNEI dengan penduduk setempat.
Kedatangan AFNEI kebeberapa tempat Indonesia mempunyai tujuan tertentu untuk merampas seluruh senjata dari tentara Jepang. Selain itu tawanan tawanan yang berada ditangan Jepang akan dilepaskan. Meski begitu mereka tetap berada dibawah kekuasaan Belanda. Nah pada kesempatan kali ini aku akan membahas wacana kedatangan AFNEI di tempat daerah Indonesia beserta perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia. Untuk lebih jelasnya sanggup anda simak di bawah ini.
Kedatangan AFNEI dan Perlawanannya di Daerah Daerah Indonesia
Sebelum membahas wacana kedatangan AFNEI di tempat Indonesia beserta perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia, aku akan menjelaskan wacana kiprah utama AFNEI terlebih dahulu. Berikut beberapa kiprah utama dari AFNEI di Indonesia:
- Merampas dan menguasai kembali Indonesia dari tangan Jepang.
- Untuk memulangkan kembali tentara Jepang yang masih berada di Indonesia semoga hingga kenegara asalnya.
- Menangkap seluruh penjahat yang terdapat dalam peperangan.
- Membebaskan seluruh tawanan Belanda yang sebelumnya ditahan oleh tentara Jepang.
- Mengambil alih kembali kota kota besar yang terdapat di Indonesia.
Kedatangan dari AFNEI ini menyebabkan perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia. Belanda berhasil menguasai blok timur dari kekuasaan Jepang. Hal ini tentunya menciptakan Indonesia harus diserahkan kembali ke tangan Belanda. Di masa perpindahan kekuasaan dan peralihan kekuasaan yang kosong ini sangat dimanfaatkan oleh pihak Indonesia. Pada ketika itu Indonesia berusaha untuk memerdekakan dirinya dengan cara memproklamasikan negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. AFNEI tersebut tiba ke Indonesia untuk menguasai kembali negara tersebut. Pada tanggal 15 September 1945, pertama kali AFNEI tiba ke Tanjung Priok atas pimpinn dari W.R. Petterson. Kedatangan AFNEI tersebut memakai kapal Chamberlain. Pada ketika itu AFNEI disambut baik oleh rakyat Indonesia. Namun alasannya yaitu AFNEI terlibat dengan Van Der Plass dan Van Mook dari anggota NICA (pasukan Belanda), mereka berbalik memusuhi NICA dan AFNEI.
Perlawanan AFNEI di Berbagai Daerah Indonesia
Dibawah ini terdapat perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia menyerupai di Surabaya, Medan dan Bandung.
Pertempuran Surabaya (10 November 1945)
Kedatangan AFNEI di tempat daerah Indonesia yang pertama berada di kota Surabaya. Pada ketika itu juga Inggris tiba menduduki gedung pemerintahan di Surabaya atas pimpinan AWS Mallaby. Kedatangan Inggris ke Indonesia terjadi pada tanggal 25 Oktober 1945. Pertempuran Surabaya ini merupakan wujud perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia.
Pada tanggal 31 Agustus 1945 terdapat maklumat yang berisi pemberitahuan bahwa pada tanggal 1 September, Bendera Indonesia sanggup dikibarkan diseluruh wilayah Indonesia. Pengibaran bendera merah putih ini berlangsung diberbagai tempat di Indonesia. Namun di Surabaya terdapat bencana yang disebut sebagai Insiden Hotel Yamato yang bertempat di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya. Insiden ini diawali dengan pengibaran bendera Belanda pada tanggal 18 September 1945 pada pukul 21.00 atas pimpinan dari Mr. W. V. Ch Ploegma. Pengibaran bendera ini tanpa adanya persetujuan dari Republik Indonesia. Hal ini tentunya juga mendasari perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia. Selain itu para cowok Indonesia mengumpulkan massa dan berunding dengan Belanda semoga bendera tersebut diturunkan. Namun hasilnya malah menciptakan Ploegman (orang Belanda) tewas dicekik. Kemudian Hariyono dan Sudirman berlari keluar Hotel Yamato. Pemuda Surabaya menyerupai Kusno Wibowo, Sudirman dan Haryono berhasil menurunkan bendera Belanda dan menyobeknya.
Pada balasannya organisasi NICA Belanda bekerja sama dengan AFNEI untuk melaksanakan perlawanan. Perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia menciptakan peperangan antara Indonesia dengan Belanda. Namun pada tanggal 29 Oktober 1945, genjatan senjata antara kedua pihak semakin mereda. Tetapi peperangan di Surabaya kembali terjadi alasannya yaitu Mallaby bertemu dengan cowok Surabaya ketika melewati Jembatan Merah. Pada balasannya Mallaby tewas tertembak dan mobilnya terbakar alasannya yaitu granat. Kematian Mallaby ini menyebabkan Inggris murka dan pihak Inggris melaksanakan Ultimatum kepada Surabaya atas pimpinan dari E.C. Mansergh.
Peperangan antara Inggris dengan Indonesia terjadi pada tanggal 10 November. Inggris dengan derma Belanda (NICA) berusaha menghancurkan Indonesia. Perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia pun juga dimulai. Indonesia dibombardir oleh Inggris dengan pesawat, tank dan 30.000 infanteri tentara serta ditambah dengan kapal maritim milik Inggris. Peperangan tersebut terjadi selama 3 hari lebih. Bahkan para santri, kyai pensantren dan tokoh agama (KH. Wahab Hasbullah dan KH Hasyim Asy’ari) ikut berperang. Bung Tomo pun juga ikut mengobarkan semangat cowok pemuda Indonesia melalui pidatonya yaitu :
Pertempuran antara Inggris dengan Surabaya berlangsung seimbang hingga pada balasannya Surabaya takhluk terhadap Inggris selama tiga ahad peperangan. Pertempuran 10 November menewaskan 6.000 pejuang Surabaya, 200.000 sipil mengungsi dari Surabaya dan 600 pejuang Inggris tewas. Sekarang setiap tanggal 10 November dikenang sebagai Hari Pahlawan Indonesia.
Peperangan di Medan Area
Kedatangan AFNEI di tempat daerah Indonesia selanjutnya berada di kota Medan. Pada awalnya masyarakat Medan menyambut baik kedatangan AFNEI tersebut alasannya yaitu mempunyai tujuan untuk membebaskan seluruh tawanan perang. Namun alasannya yaitu AFNEI bekerja sama dengan NICA Belanda atas pimpinan T.E.D Kelly menciptakan Indonesia memusuhi AFNEI. Konflik antara NICA dengan Indonesia kembali terjadi pada tanggal 13 Oktober 1945 ketika pasukan NICA merampas lencana dan menginjak injaknya. Akhirnya cowok Medan murka dan menyerang hotel yang dihuni oleh NICA. Perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia menyerupai di Medan kemudian terjadi.
Pihak Belanda mengeluarkan ultimatum pada tanggal 18 Oktober 1945 kepada pihak Medan yang berisi larangan rakyat Medan untuk membawa senjata serta penyerahan seluruh senjata Medan ke tangan sekutu. Perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia dimulai ketika Belanda dan Inggris memasang papan yang isinya Fixed Boundaries Medan Area pada tanggal 1 Desember 1945. Papan tersebut berada disetiap sudut kota Medan sebagai penanda bahwa area tersebut bebas dari unsur RI dan termasuk wilayah Medan Area. Pada tanggal 10 Desember 1945, Medan berhasil diserang oleh pihak sekutu, bahkan rayat RI berhasil diusir menuju Pematang Siantar. Namun usaha rakyat Medan terus berlangsung meski dengan derma pasukan Laskar Rakyat Medan Area.
Perang Bandung Lautan Api
Kedatangan AFNEI di tempat daerah Indonesia selanjutnya berada di kota Bandung. Pihak Belanda dan Inggris tiba ke kota Bandung pada bulan Oktober 1945 pertengahan. Perlawanan AFNEI di tempat daerah Indonesia bekerja sama dengan NICA untuk menteror rakyat rakyat Bandung. Pada balasannya para cowok bandung dan orang TKR bekerja sama untuk melawan sekutu. Puncak peperangan rakyat Bandung dengan sekutu terjadi pada tanggal 25 November 1945. Pertempuran ini menciptakan wilayah Bandung menjadi dua bab dan penjebolan bendungan Sungai Cikapundung. Wilayah selatan Bandung diduduki oleh pihak pribumi. Sedangkan wilayah utara diduduki oleh pihak NICA dengan Inggris. Namun wilayah bab utara harus dikosongkan dan dibumi hanguskan atas dasar kebijakan diplomatik. Wilayah batas timur hingga batas barat Andir Bandung balasannya terbakar. Lautan api yang terjadi dibandung tersebut terjadi pada tanggal 23 dan 24 Maret serta mengharuskan rakyat RI untuk meninggalkan Bandung. Peristiwa ini kemudian diabadikan sebagai lagu Bandung Lautan Api.