Perbedaan Trafo Step Up dan Step Down

Perbedaan Trafo Step Up dan Step Down

Perbedaan trafo step up dan step down – Trafo merupakan perangkat listrik yang dapat mentransfer listrik AC dari satu rangkaian ke rangkaian lain pada frekuensi yang sama, namun level tegangan akan berubah. Untuk alasan efisiensi, listrik ditransmisikan pada tegangan tinggi.

Kemudian tegangan tersebut akan diturunkan menjadi tegangan rendah untuk didistribusikan kepada penduduk. Proses dinaikkannya tegangan pada sistem transmisi dan diturunkannya tegangan pada sistem distribusi, hanya dapat dilakukan dengan adanya trafo step up dan step down.

Perbedaan besar antara trafo step up dan step down terletak pada level tegangan yang dikeluarkan yang mana trafo step up menaikkan tegangan sedangkan trafo step down menurunkan tegangan.

Trafo step up

Transformator step up

Trafo step up memiliki ciri yang mana lilitan pada kumparan primer lebih sedikit dibanding lilitan pada kumparan sekunder. Sehingga medan magnet yang terbentuk pada kumparan sekunder akan lebih besar dan menghasilkan tegangan yang lebih besar pula jika dibandingkan dengan kumparan primer.

Trafo step up ukuran kecil dapat digunakan pada perangkat listrik yang memerlukan penaik tegangan seperti inverter. Inverter merupakan perangkat listrik yang berfungsi untuk menaikkan tegangan. Inverter biasa digunakan pada panel surya, rangkaian motor listrik, ataupun air conditioner (AC).

Sedangkan trafo step up ukuran besar digunakan untuk menaikkan tegangan yang berasal dari generator di pembangkit listrik. Tegangan generator dinaikkan dahulu menjadi tinggi sebelum ditransmisikan agar lebih efisien. Listrik ditransmisikan pada tegangan tinggi dengan tujuan agar listrik tidak kehilangan daya terlalu banyak.


Trafo step down

Perbedaan Trafo Step Up dan Step Down

Trafo step down memiliki ciri di mana jumlah lilitan pada kumparan primer lebih banyak dibanding lilitan pada kumparan sekunder. Jika dipikir dengan akal, jumlah lilitan yang lebih sedikit pada kumparan sekunder akan lemah dan hanya menghasilkan tegangan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kumparan primer.

Trafo step down digunakan untuk menyediakan tegangan rendah yang dapat digunakan untuk tegangan suplai perangkat elektronik. Setiap perangkat elektronik memiliki perbedaan tegangan suplai yang dibutuhkan, sehingga diperlukan trafo yang sesuai dengan kebutuhan.

Tegangan rumah sebesar 220 V diturunkan menjadi tegangan rendah. Di pasaran, trafo step down memiliki banyak jenis tegangan antara lain 5V, 6V, 9V, 12V, 18V, 24V, hingga 48V.


Trafo step up dan step down memiliki fungsi penting pada sistem distribusi listrik. Kedua trafo ini menjadi jembatan bagi listrik dari pembangkit listrik hingga sampai ke konsumen. Berikut ini sedikit penjelasan mengenai proses distribusi listrik:

  • Jarak antara pembangkit listrik dan rumah penduduk yang jauh mengharuskan energi listrik ditransmisikan pada tegangan tinggi. Pada tahap ini, listrik dari generator dialirkan menuju trafo daya. Trafo daya tersebut berjenis step up yang bertugas untuk menaikkan tegangan. Tingginya tegangan akan membuat arus listrik menurun, namun masih dengan daya yang sama. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kehilangan daya secara signifikan akibat panjangnya penghantar (kabel) dan luasnya jangkauan distribusi listrik.
  • Pada tahap selanjutnya, listrik ditransmisikan melalui jaringan listrik. Jaringan listrik menjadi jalan penghubung antar sistem transmisi pada level tegangan yang berbeda yaitu tegangan tinggi, menengah, dan rendah.
  • Kemudian, trafo step down akan menurunkan level tegangan dari tinggi ke level distribusi yaitu tegangan rendah.
  • Pada tahap akhir, level tegangan yang telah diturunkan akan didistribusikan pada level tegangan rumahan yaitu 220 V.
Berikut ini tabel yang menunjukkan perbedaan antara trafo step up dan step down agar lebih mudah diingat.
DASAR PERBANDINGAN TRAFO STEP UP TRAFO STEP DOWN
Pengertian Trafo step up menaikkan tegangan. Trafo step down menurunkan tegangan.
Tegangan Tegangan input lebih rendah daripada tegangan output. Tegangan input lebih tinggi daripada tegangan output.
Arus Arus primer lebih besar daripada sekunder. Arus primer lebih kecil daripada sekunder.
Kumparan Jumlah lilitan kumparan primer lebih sedikit daripada kumparan sekunder. Jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada kumparan sekunder.
Besar Tegangan Output 220V, 11 kV atau di atasnya. 5V sampai 110V.
Ukuran Konduktor Kawat kumparan primer lebih besar daripada kumparan sekunder. Kawat kumparan primer lebih kecil daripada kumparan sekunder.
Penggunaan Inverter, transmisi energi listrik, mesin X-ray. Perangkat elektronik (TV, charger, adaptor, radio, dll).

Check Also

Pengertian dan Kelebihan Bahasa Pemrograman Go

Mempelajari bahasa pemrograman memang tidak ada habisnya. Dunia teknologi yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman …