Pengertian Smoke Detector, Cara Kerja dan Jenis-jenis Smoke Detector

Pengertian Smoke Detector dan Jenisnya – Smoke Detector merupakan alat pendeteksi asap yang dibuat khusus untuk memindai seluruh ruangan dan secara otomatis akan aktif bila sensor asap mendeteksi ada adap di dalam ruangan tersebut.

Smoke detector ini sangat untuk rumah tangga, kantor, sekolah dan industri untuk mendeteksi secara dini adanya asap yang berasal dari kerusakan-kerusakan mesin ataupun api sehingga dapat menghindari terjadinya bencara kebakaran yang lebih besar.

Perlu diingat bahwa smoke detector berbeda dengan heat detector. Heat detector bekerja dengan cara memindai suhu ruangan, sedangkan smoke detector bekerja dengan cara memindai intensitas cahaya di dalam ruangan.

Pada dasarnya, smoke detector adalah salah satu komponen dari sebuah sistem pendeteksian kebakaran (Fire Alarm System). Sebuah sistem pendeteksian kebakaran pada umumnya terdiri dari beberapa komponen utama yaitu Detector Devices (Perangkat Detector), Control Panel (Panel Kendali), Notification Devices (Perangkat Notifikasi) dan Power Supply (Pencatu Daya).

Baca juga : Pengertian Termokopel (Thermocouple), Fungsi dan Prinsip Kerja Termokopel

Sejarah Smoke Detector

Dikutip dari situs US Nuclear Regulatory Commission, pada awalnya alat pendeteksi asap atau smoke detector ini merupakan penemuan gagal yang dilakukan oleh Walter Jaeger pada tahun 1930-an.

Penemuan tersebut dikatakan “gagal” karena memang sebenarnya ia ingin menciptakan alat untuk mendeteksi asap beracun di dalam ruangan, Tetapi ketika dilakukan ujicoba menggunakan sampel asap beracun, alatnya justru tidak mengirimkan sinyal apapun.

Namun, pada saat Walter Jaegar menyalakan rokok di dekat alat tersebut, asap yang berasal dari rokok tersebut masuk ke dalam sensor smoke detector yang ia buat. Pada saat itulah, alat pendeteksi asap mengirimkan sinyal dan mengubah meteran di dalam detektor asap tersebut.

Bisa dikatakan, alat pendeteksi ini merupakan sebuah accidental discovery atau penemuan yang tidak sengaja. Meskipun pada awalnya smoke detector ini hanya digunakan oleh perusahaan besar, pabrik atau industri karena membutuhkan banyak modal.

Barulah pada tahun 1950-an, alat ionization smoke detector pertama kali dijual untuk umum dan diproduksi secara massal.

Jenis-jenis Smoke Detector

Berdasarkan prinsip pendeteksiannya, Smoke Detector dapat dibedakan menjadi 5 jenis yatiu Ionization Smoke Detector, Projected Beam Smoke Detector, Photoelectric Smoke Detector, Aspirating Smoke Detector dan Video Smoke Detection. Berikut ulasan mengenai kelima smoke detector tersebut.

1. Ionization Smoke Detector

Sejumlah kecil bahan radioaktif mengionisasi udara pada sebuah chamber yang terbuka terhadap ambien udara. Sejumlah arus kecil yang telah diperhitungkan diperbolehkan mengalir pada udara terionisasi tersebut.

Apabila terdapat sejumlah partikel akibat kebakaran yang memasuki chamber, partikel-partikel tersebut akan mengganggu gerakan ion biasa (mengganggu ion yang gerakannya normal) sehingga arus turun menjadi lebih rendah maka sinyal alarm akan segera diaktifkan.

ionization smoke detector

2. Photoelectric Smoke Detector

Detektor Asap Fotolistrik atau Photoelectric Smoke Detector merupakan jenis smoke detector yang menggunakan cahaya untuk mendeteksi adanya gumpalan asap. Sinar Cahaya yang berbentuk denyutan dari lampu LED dengan optiknya akan dipancarkan secara garis lurus ke bagian tertentu pada chamber atau ruang hitam yang terdapat di perangkat detektor.

Sebuah sensor foto (PhotoCell) yang juga dilengkapi lensa optik diletakan di posisi bagian bawah dasar vertikal. Sensor foto ini akan menghasilkan arus apabila terkena cahaya. Pada saat tidak ada asap, sinar cahaya LED akan menembak secara garis lurus dan tidak akan menyinari sensor foto yang terletak di bawah sinar tersebut.

Namun, apabila terjadi kebakaran dan asapnya memasuki ruang atau chamber detektor maka cahayanya akan berbelok dan diarahkan ke sensor foto (PhotoCell) sehingga mengaktifkan sinyal alarm.

Baca juga : Pengertian Termostat (Thermostat) , Fungsi dan Prinsip Kerja Termostat

photoelectric smoke detector

3. Aspirating Smoke Detector

Detektor Asap Aspiratif (Aspirating Smoke Detector) merupakan pendeteksi asap yang sensor cahayanya sangat sensitif atau Nephelameter. Smoke detector jenis ini bekerja secara dinamis menarik sampel udara untuk mendeteksi ada atau tidaknya kontaminasi tambahan udara melalui jaringan pipa ke chamber atau ruang sensor.

Komponen-komponen utama Apirating Smoke Detector adalah jaringan pipa kecil, filter partikel, ruang sensor, sumber cahaya yang terfokus dan penerima cahaya yang sensitif. Ketika asap memasuki ruang sensor di sepanjang jalur sinar, beberapa cahaya akan tersebar dan dikaburkan oleh partikel-partikel asap sehingga dapat dideteksi oleh sensor cahaya yang sensitif tersebut memicu pengaktifan sinyal alarm.

aspirating smoke detector

4. Projected Beam Smoke Detector

Projected Beam Smoke Detector bekerja berdasarkan prinsip pengaburan cahaya yang terdiri dari sebuah lensa dan pemancar, penerima cahaya (receiver) dan reflektor cahaya (Light Reflector).

Pada kondisi normal, pemancar cahaya memancarkan sinar cahaya tidak terlihat dan diterima oleh penerima. Penerima atau receiver dikalibrasi pada tingkat kepekaan tertentu berdasarkan persentase dari seluruh kondisi pengaburan. Ketika ada asa yang mengaburkan sinar tersebut, sinyal alarm akan diaktifkan.

Baca juga : Pengertian Sensor dan Jenis-jenis Sensor

projected beam smoke detector

5. Video Smoke Detector

Video Smoke Detector (VSD) merupakan jenis detektor asap yang beroperasi berdasarkan pada analisis komputer dari gambar video yang disediakan oleh kamera video standar (CCTV).

Komponen utama Video Smoke Detector adalah satu atau lebih kamera video, komputer dan perangkat lunak untuk menganalisis sinyal video. Komputer akan menggunakan parangkat lunak tertentu untuk mengidentifikasi gerakan dan pola asa yang unik, sinyal unik ini diidentifikasi dan memicu alarm yang aktif.

video smoke detector

Cara Kerja Smoke Detector

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa smoke detector ini berbeda dengan heat detector, namun meskipun berbeda, kedua alat ini memiliki cara kerja yang sama, yaitu sama-sama mendeteksi bilamana terdapat indikasi kebakaran di dalam suatu ruangan di mana alat tersebut dipasang.

Smoke detector memiliki indikator kebakaran yang lebih akurat, karena alat ini hanya akan mengirim sinyal bila terdapat asap di dalam ruangan atau di sekitar alat tersebut. Oleh karena itu, alat ini lebih cocok digunakan di ruangan yang banyak terdapat alat elektronik, jadi ketika terjadi korsleting dan mengeluarkan asap, smoke detector dapat mendeteksi indikasi kebakaran dengan cepat.

Ketika smoke detector terhubung dengan fire alarm control panel, maka fire alarm akan mengaktifkan seluruh alarm secara berurutan agar penghuni bangunan bisa mengetahui bahwa ditemukan indikasi kebakaran di dalam gedung tersebut.

Check Also

Pengertian dan Kelebihan Bahasa Pemrograman Go

Mempelajari bahasa pemrograman memang tidak ada habisnya. Dunia teknologi yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman …