Indikator, Derajat Keasaman, dan Tetapan Kesetimbangan Air

Indikator, Derajat Keasaman, dan Tetapan Kesetimbangan Air – Dalam ilmu Kimia terdapat materi pembelajaran mengenai asam dan basa. Asam basa sendiri dapat diketahui melalui beberapa indikator. Selain indikator asam basa, adapula derajat keasaman asam basa dan tetapan kesetimbangan air asam basa. Bagaimanakah cara mengetahui sebuah larutan bersifat asam atau basa? Pemberian istilah asam sendiri ditujukan untuk zat yang rasanya asam. Sedangkan pemberian istilah basa ditujukan untuk zat yang rasanya pahit.

Apakah anda tahu bagaimana indikator asam basa itu? Bagaiman mengetahui derajat keasaman asam basa? Bagaimana tetapan kesetimbangan air asam basa itu? Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam ilmu Kimia terdapat materi pembelajaran mengenai asam basa. Materi ini dapat dipelajari dengan mudah dengan mengetahui apa itu asam dan basa terlebih dahulu. Apa itu asam? Apa itu basa?

indikator senyawa asam dan basa

Larutan senyawa asam dan basa sendiri dapat diketahui menggunakan alat tertentu. Namun selain itu dapat diketahui menggunakan beberapa indikator tertentu menggunakan cara manual seperti menggunakan kertas lakmus dan sebagainya. Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang indikator asam basa, derajat keasaman asam basa dan tetapan kesetimbangan air asam basa lengkap. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.

Indikator, Derajat Keasaman, dan Tetapan Kesetimbangan Air

Seperti yang telah kita ketahui bahwa materi asam basa ini dapat dipelajari ketika dibangku sekolah. Materi ini berisi beberapa penjelasan di dalamnya seperti pengertian, indiktor, tetapan kesetimbangan air dan derajat keasaman.

Baca juga : 45 Contoh Perubahan Kimia Beserta Proses dan Penjelasannya Secara lengkap

Dalam pembahasan asam basa ini saya akan membaginya menjadi beberapa sub menu seperti indikator asam basa, derajat keasaman asam basa dan tetapan kesetimbangan air asam basa. Berikut penjelasan selengkapnya:

Indikator Asam Basa

Pengertian indikator ialah zat yang dapat memberikan petunjuk sebuah larutan memiliki sifat asam ataupun basa. Dalam mengukur pH asam basa tersebut pada dasarnya dapat menggunakan indikator tersebut ataupun menggunakan perhitungan tertentu. Indikator pada asam basa sendiri dapat dilakukan dengan cara tertentu. Maka dari itu untuk mengetahui zat yang sifatnya basa atau asam tidak boleh dengan cara dipegang ataupun dicicipi. Hal ini dikarenakan cara cara tersebut salah karena membahayakan. Misalnya air aki (accu zuur) sering digunakan dalam kehidupan sehari hari dengan kandungan H2SO4 (asam sulfat) di dalamnya. Jika asam sulfat tersebut terkenal kulit maka akan mengakibatkan luka bakar atau melepuh dan menyebabkan kebutaan apabila mengenai mata.

Selain itu adapula basa untuk membersihkan saluran air bak cuci dengan kandungan NaOH (Natrium Hidroksida). Jika NaOH terkena kulit atau tangan maka akan membuat iritasi, terluka, ataupun gatal gatal. Nah untuk mengetahui kadar sifat dalam larutan tersebut menggunakan indikator asam basa ini. Dengan zat indikator tersebut kita dapat mengetahui sifat larutan dengan benar, baik asam ataupun basa. Untuk menentukan sifat larutan menggunakan indikator dapat dilakukan dengan dua cara yakni menggunakan larutan indikator dan menggunakan kertas lakmus. Berikut penjelasannya yaitu:

Menggunakan Kertas Lakmus

Jenis indikator asam basa yang pertama dapat berupa kertas lakmus. Kertas lakmus sebagai indikator di laboratorium kimia yang sering digunakan dapat berupa kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah. Hasil percobaan kertas lakmus ini dapat ditujukan pada larutan cuka dapur, air kapur dan larutan air suling. Berikut tabel hasil percobaan pada kertas lakmus biru dan merah yaitu:

tabel indikator asam dan basa menggunakan kertas lakmus

Larutan Indikator

Jenis indikator asam basa selanjutnya dapat berupa larutan indikator. Di laboratorium kimia sering menggunakan larutan indikator seperti metil merah, bromtimol biru, fenolftalein, dan metil jingga. Berikut tabel hasil pengujian larutan asam dan larutan basa menggunakan larutan indikator seperti di bawah ini:

Untuk mengetahui indikator pada asam dan basa dalam sebuah larutan tidak hanya menggunakan dua cara diatas. Namun masih adapula beberapa cara mengetahui sebuah larutan bersifat asam ataupun basa menggunakan langkah langkah di bawah ini:

tabel indikator asam dan basa menggunakan larutan indikator

Menggunakan Indikator Universal

Pengertian indikator universal ialah kombinasi dari beberapa faktor. Indikator asam basa tersebut menggunakan larutan maupun kertas serap yang berupa kotak lengkap dengan peta warna. Kertas serap yang digunakan sebagai indikator pada dasarnya memiliki cara kerja yang cukup sederhana yaitu cukup menetesi atau mencelupkannya ke larutan yang akan diukur pH nya. Setelah itu menggunakan peta warna yang tersedia untuk membandingkan terjadinya perubahan warna.

Menggunakan pH Meter

Pengertian pH meter ialah alat yang memiliki ketelitian sangat tinggi dalam mengukur pH larutan. Indikator pada asam basa yang menggunakan pH meter ini diwujudkan dalam bentuk temperatur dengan angka angka desimalnya. Cara kerja pH meter memang cukup sederhana yaitu dicelupkan pada larutan yang akan diukur pH nya. Setelah itu akan muncul angka pada jarum skala pH meter, lalu kita tinggal membaca angka yang ditunjukkan saja.

Indikator Alami

Indikator alami dapat digunakan sebagai indikator asam basa pada sebuah larutan selain menggunakan larutan indikator, pH meter, kertas lakmus dan indikator universal. Indikator alami yang digunakan untuk mengetahui senyawa asam atau basa tersebut dapat berupa kunyit, bunga sepatu, kol merah dan sebagainya.

Derajat Keasaman (pH) Asam Basa

Setelah menjelaskan tentang indikator pada asam basa, selanjutnya saya akan membahas tentang derajat keasaman pada asam basa. Dalam sebuah zat terdapat bilangan yang menggambarkan jumlah ion H+ (Hidrogen) dan jumlah ion OH- (Hidroksil) bernama derajat keasaman dan kebasaan. Derajat keasaman dan kebasaan pada suatu zat tersebut memiliki nilai yang sesuai dengan jumlah ion OH- dan H+ di dalam air.

Jika di dalam air terdapat ion H+ yang semakin banyak dan ion OH- semakin sedikit jumlahnya, maka zat tersebut akan semakin asam. Sedangkan jika di dalam air terdapat ion H+ yang semakin sedikit jumlahnya dan ion OH- semakin banyak, maka zat tersebut akan semakin basa. Di dalam air terdapat jumlah ion OH- dan H+ yang dapat dinyatakan dalam bentuk pOH ataupun pH.

Biasanya derajat keasaman asam basa dapat ditentukan menggunakan skala pH. Skala pH tersebut dapat menujukkan derajat keasaman sebuah zat (pH) dengan skala sekitar 0 – 14 meter. Setelah melakukan langkah langkah indikator asam basa, selanjutnya tinggal melakukan langkah langkah mengetahui derajat keasaman sebuah zat tersebut. Berikut beberapa skala pH untuk menentukan sifat asam atau basa sebuah zat yaitu meliputi:

  • Larutan bersifat asam jika pH kurang dari 7 (pH < 7).
  • Larutan bersifat netral jika pH sama dengan 7 (pH = 7).
  • Larutan bersifat basa jika pH lebih dari 7 (pH > 7).

Suatu zat akan semakin asam jika nilai pH semakin kecil, sedangkan suatu zat akan semakin basa jika nilai pH semakin besar. Di bawah ini terdapat rumus pH dan pOH untuk menentukan nilainya yaitu sebagai berikut:

rumus menentukan nilai pH dan pOH

Tetapan Kesetimbangan Air (Kw)

Setelah menjelaskan tentang indikator asam basa dan derajat keasaman asam basa. Selanjutya saya akan membahas tentang tetapan pada kesetimbangan air atau Kw. Zat elektrolit ialah hasil pengukuran daya hantar listrik dalam air murni yang peka menggunakan ampermeter. Namun zat ini memiliki hantaran listrik dan elektrolit yang cukup lemah. Hal ini menunjukkan adanya hasil ionisasi air melalui hantaran yang ditunjukkan dalam bentuk ion ior di air murni. Adapun persamaan ionisasi airnya yaitu sebagai berikut:

persamaan ionisasi air

Namun tetapan kesetimbangan air dapat diketahui nilainya ketika dalam keadaan setimbang menggunakan rumus di bawah ini:

rumus tetapan kesetimbangan air

Dalam air murni terdapat persamaan besar antara konsentrasi ion H+ dengan ion OH- sehingga sifat air adalah netral. Jika asam ditambahkan ke air maka keadaannya akan membuat ion H+ terlepas dari asam sehingga akan bertambah banyak konsenrasi ion H+ nya. Dengan begitu kesetimbangan air akan terganggu karena berkurangnya konsentrasi ion H- dan harga Kw tetap. Namun apabila di dalamnya ditambah air, maka akan terjadi ionisasi basa yang membuat ion OH- terlepas sehingga dalam air akan lebih besar konsentrasi OH- nya serta berkurangnya konsentrasi ion H+.

Sekian penjelasan mengenai indikator asam basa, derajat keasaman asam basa dan tetapan kesetimbangan air lengkap. Sebuah larutan dapat diketahui apakah sifatnya asam atau basa menggunakan beberapa cara seperti menggunakan kertas lakmus, larutan indikator, indikator universal, pH meter dan indikator alami. Semoga artikel ini dapat menambah ilmu anda dan terima kasih telah berkunjung di blog ini.

Check Also

Pengertian dan Kelebihan Bahasa Pemrograman Go

Mempelajari bahasa pemrograman memang tidak ada habisnya. Dunia teknologi yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman …