Manajemen keuangan keluarga yang baik dan sehat harusnya seimbang antara besarnya pendapatan dengan besarnya pengeluaran. Manajemen keuangan keluarga harus dihindarkan dari “besar pasak daripada tiang”. Pepatah tersebut menggambarkan bahwa masalah keuangan keluarga merupakan masalah klasik yang harus dihadapi oleh masyarakat dari jaman dahulu sampai sekarang.
Sebenarnya, mengelola keuangan adalah mengelola berapa jumlah uang yang diterima dan juga berapa jumlah uang dikeluarkan. Walaupun banyak yang bilang jika uang bukanlah segalanya, tetapi tetap saja jika tidak bisa mengelola uang dengan baik, maka akan membuat kita kelimpungan ketika ada kebutuhan yang mendesak.
Masalah Keuangan Keluarga
Di dalam keluarga juga mengelola keuangan akan menjadi salah satu faktor penting untuk memelihara keharmonisan anggota keluarga. Ada beragam masalah keuangan yang menimpa setiap keluarga di masyarakat. Jika di masyarakat kelas bawah, kekurangan adalah faktor utamanya. Sedangkan jika di kalangan atas, maka ketidak-terbukaan adalah penyebab utamanya.
Tetapi perlu disadari bahwa kekurangan atau kelebihan jumlah uang adalah relative, tergantung bagaimana memanfaatkan keuangan di keluarga anda. Karena seringkali masalah yang timbul adalah pada kebiasaan mengelola keuangan itu sendiri.
Manajemen keuangan keluarga bukan berdasarkan pada jumlah penghasilan yang dimiliki. Gaji yang besar tidak akan menjamin kehidupan yang lebih tenang tanpa pengelolaan keuangan yang baik dan benar.
Agar bisa mengatasi masalah keuangan keluarga haruslah ada rasa syukur, keterbukaan dan kebersamaan keluarga. Jangan menjadikan kebiasaan untuk selalu mengeluarkan uang sama dengan gaji yang didapatkan. Misalnya gaji naik, jumlah belanja juga tidak boleh ikut naik. Anda tetap harus bisa mengontrol keinginan-keinginan yang berlebihan dan cenderung akan merugikan keuangan keluarga anda.
Kunci Sukses Manajemen Keuangan Keluarga
Berikut beberapa hal yang harus diterapkan dalam mengelola keuangan keluarga.
Tetapkan Tujuan Keuangan Keluarga
Kunci sukses yang pertama adalah dengan menetapkan tujuan keuangan. Anda dan pasangan harus menyusun tujuan spesifik, realistis, terukur dan dalam kurun waktu tertentu. Karena tujuan ini akan membantu anda dan suami untuk lebih fokus dalam merancang keuangan anda sekeluarga. Misalnya anda dan pasangan ingin membeli rumah sendiri, kemudian anda berdua harus menetapkan berapa besarnya tabungan yang harus anda sisihkan setiap bulannya untuk bisa membayar uang muka dan cicilan rumah.
Buat Anggaran Keuangan
Kunci sukses manajemen keuangan keluarga yang kedua, yaitu dengan membuat anggaran keuangan. Anda harus membuat anggaran penerimaan dan juga pengeluaran pokok. Hal ini akan membantu anda dan keluarga untuk lebih berpikir realistis dan obyektif agar tidak mengeluarkan pengeluaran yang berlebihan. Di sini tidak perlu terlalu ideal, hanya pastikan saja jumlah pengeluarannya realistis.
Dan perlu ditegaskan juga kalau anda dan pasangan harus terhadap apa yang sudah disepakati bersama. Untuk anggaran pengeluaran bisa dianggarkan dari penerimaan uang tetap (fixed cash inflow). Untuk anggaran pengeluaran bisa disusun dengan membuat skala prioritas, misalnya untuk menabung, membayar cicilan rumah, membayar kendaraan dan lain sebagainya. Pastikan hutang sebagai pos pertama pengeluaran.
Karena jika terlambat membayar akan berisiko terkena bunga dan denda. Pos kedua adalah belanja kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder. Pos ini bersifat pasti dan perubahannya tidak tinggi. Pos terakhir adalah menabung.
Menabung bisa dianggarkan dengan menyisihkan beberapa persen dari kebutuhan sekunder yang tidak selalu ada setiap bulan. Pastikan anda mempunyai rekening yang terpisah antara tabungan dan kebutuhan sehari-hari.
Bedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan
Kunci sukses manajemen keuangan keluarga yang terakhir adalah dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Setelah anda membuat anggaran, jangan langsung melakukan eksekusi. Artinya, jangan langsung membelanjakan semua daftar yang ada. Pertimbangkan lagi mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan.